MACHU PICHU
Machu
Picchu ("Gunung Tua" dalam bahasa Quechua; sering juga disebut ("Kota
Inca yang hilang") adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang
terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m diatas permukaan
laut. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat
laut Cusco.
Merupakan
simbol Kerajaan Inka yang paling terkenal. Dibangun pada sekitar tahun 1450,
tetapi ditinggalkan seratus tahun kemudian, ketika bangsa Spanyol berhasil
menaklukan Kerajaan Inka. Situs ini sempat terlupakan oleh dunia internasional,
tetapi tidak oleh masyarakat lokal. Situs ini kembali ditemukan oleh arkeolog
dari universitas Yale Hiram Bingham III yang menemukannya kembali pada
tahun1911. Sejak itu, Machu Picchu menjadi objek wisata yang menarik bagi para
turis lokal maupun asing.
Machu
Picchu dibangun dengan gaya Inka kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan
utamanya adalah Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela.
Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Situs
tersebut telah ditunjuk sebagai Situs Warisan dunia UNESCO sejak tahun 1983,
Machu Picchu juga merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia baru, juga
mendapatkan perhatian akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh pariwisata (jumlah
pengunjung mencapai 400,000 pada tahun 2003). Pada bulan September tahun 2007,
Peru melakukan usaha-usaha legal dengan hasil tercapainya sebuah persetujuan
dengan Universitas Yale untuk mengambil kembali artifak-artifak yang pernah
dibawa oleh Bingham dari situs tersebut pada awal abad 20.
Kota Inka yang hilang (Machu
Picchu) adalah sebuah pusat kota kerajaan Inka yang dibangun pada tahun 1450,
lembah Urubamba, pegunungan Peru. Disamping keberadaannya yang menakjubkan,
ternyata kota Inka menyimpan 10 fakta menarik.
- Hiram Bingham mengukir namanya sebagai penemu situs ini, padahal sebelumnya para penduduk lokal memang sudah mengetahui keberadaan tempat ini
- Machu Picchu terletak diketinggian 2,400 meter di atas permukaan laut.
- Machu Picchu dibuat pada pertengahan tahun 1400 dan dijuluki sebagai “The Lost City of the Incas”.
- Banyak dari batu-batu konstruksi bangunan Machu Picchu memiliki berat lebih dari 50 ton. Karena belum ada semen, mereka hanya memotong dan menumpuk batu tersebut sesuai dengan ukuran dan rancangan bangunan.
- Luas keseluruhan area mencapai 325.92 Km persegi dan dideklarasikan sebagai “Historical Sanctuary” negara peru di tahun 1981.
- Machu Picchu memiliki tiga bangunan utama, yaitu Intihuatana, Temple of the Sun (Kuil Matahari), dan Room of the Three Windows (Ruangan Tiga Kaca).
- Machu Picchu setidaknya memiliki 170 bangunan dengan bentuk dan fungsi yang berbeda.
- Machu Picchu awalnya dibangunan sebagai sebuah benteng pertahanan, lalu berubah menjadi sebuah ibu kota suku Inca.
- Hasil penelitian menunjukkan batu Intihuatana dibuat sebagai jam astronomi atau kalendar.
- Konstruksi dari Machu Picchu tidak pernah selesai seluruhnya. Situs ini diabaikan selama serangan bangsa Spanyol kepada Kerajaan Inca.
Beberapa
bulan yang lalu, Thierry Jamin dan timnya berpikir bahwa mereka telah menyadari
penemuan arkeologi yang luar biasa di kota Inca ditemukan oleh Hiram Bingham
pada tahun 1911. Penemuan ini mungkin didapatkan berkat kesaksian seorang
insinyur Perancis yang tinggal di Barcelona-Spanyol, David Crespy. Pada tahun
2010, ketika ia mengunjungi kota hilang, David Crespy melihat adanya
"penampungan" aneh terletak di jantung kota, di bagian bawah salah
satu bangunan utama.
Baginya,
tidak ada keraguan tentang hal itu, ia melihat sebuah "pintu", sebuah
pintu masuk disegel oleh suku Inca. Pada bulan Agustus, 2011, David Crespy,
menemukan secara kebetulan sebuah artikel tentang Thierry Jamin dan karyanya di
surat kabar, majalah Perancis. Segera ia memutuskan untuk menghubungi peneliti
Perancis.
Thierry Jamin, yang telah menyelidiki beberapa tempat pemakaman di Utara Cusco, mendengarkan dengan cermat kisah David Crespy. Dengan cepat ia ingin mengkonfirmasi fakta di balik cerita. Didampingi oleh arkeolog dari Kantor Wilayah Kebudayaan di Cusco, ia mampu mengunjungi situs beberapa kali.
Thierry Jamin, yang telah menyelidiki beberapa tempat pemakaman di Utara Cusco, mendengarkan dengan cermat kisah David Crespy. Dengan cepat ia ingin mengkonfirmasi fakta di balik cerita. Didampingi oleh arkeolog dari Kantor Wilayah Kebudayaan di Cusco, ia mampu mengunjungi situs beberapa kali.
Temuan
pendahuluan yang tegas, memang ditemukan sebuah pintu masuk, disegel oleh suku
Inca. Yang satu ini aneh mirip dengan situs pemakaman, seperti yang Thierry
Jamin dan teman-temannya sering temukan di lembah Lacco dan Chunchusmayo.
Dalam
rangka untuk mengkonfirmasi keberadaan rongga di ruang bawah tanah bangunan,
pada bulan Desember 2011 Thierry dan timnya mengajukan permintaan resmi ke
Departemen Kebudayaan di Lima, untuk melakukan survei geofisika dengan bantuan
elektromagnetik (EM) instrumen konduktivitas. Ijin ini diberikan beberapa bulan
kemudian.
Realisasi antara 9 April dan 12
April 2012, survei elektromagnetik tidak hanya mengkonfirmasi keberadaan ruang
bawah tanah tapi terdapat beberapa ruang. Hanya Di balik pintu masuk yang
terkenal, sebuah tangga juga ditemukan. Dua jalur utama tampaknya mengarah ke
ruang khusus, termasuk satu ruang persegi.
Teknik
berbeda yang digunakan oleh peneliti Perancis, (Molecular Frequencies
Discriminator) memungkinkan mereka untuk menyorot keberadaan bahan arkeologi
penting, termasuk endapan logam dan kemungkinan sejumlah besar emas dan perak.
Thierry
Jamin kini mempersiapkan langkah berikutnya, pembukaan pintu masuk yang disegel
oleh suku Inca lebih dari lima abad yang lalu. Pada tanggal 22 Mei 2012, ia
secara resmi mengajukan permohonan izin kepada otoritas Peru yang akan
memungkinkan timnya untuk melanjutkan dengan pembukaan ruang pemakaman.
Machu Picchu adalah kota
berlapis emas yang dibangun di ketinggian 2.350 meter di atas permukaan laut,
menantang gunung-gunung.
Beberapa peneliti percaya
Machu Picchu adalah makam Pachacutec, karena terdapat bangunan-bangunan yang
dilapisi emas. Beberapa peneliti lain berteori Machu Picchu adalah 'Ilacta'
atau kota untuk mengontrol ekonomi daerah-daerah taklukan dan melindungi para
bangsawan Inca.
Teori lainnya adalah Machu
Picchu sebagai 'vila' para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat upacara
pengamatan musim dan astrologi. Siluet gunung (Huayna Picchu atau 'gunung
muda') yang berada di latar belakang Machu Picchu menunjukkan hidung orang Inca
yang melihat ke langit. Machu
Picchu ini
bertingkat-tingkat, semakin tinggi tingkatannya, semakin tinggi tingkat
kekuasaan orang yang menempatinya. Di tempat tertinggilah tempat para pendeta
Inca mengadakan upacara menghormati matahari setiap harinya.
Di
wilayah itu terdapat sebuah batu seukuran piano yang disebut sebagai
'intihuatana' (tempat tambatan matahari). Batu ini sebagai jam matahari.
Machu Picchu memiliki lahan
pertanian yang luas untuk ditanami jagung, koka, dan mawar. Bukti menunjukkan
Machu Picchu ditinggalkan Inca ketika Spanyol memasuki daratan Amerika Selatan.
Namun para ahli menduga wabah cacarlah yang menyebabkan Machu Picchu
ditinggalkan. Lebih dari 50 persen populasinya terbunuh akibat wabah itu pada
tahun 1527. Pemerintahan Inca pun jatuh, perang saudara berkecamuk. Ketika
penakluk Spanyol Pizzaro tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu keburu menjadi
kota hantu di atas awan.
SEJARAH
LAHIRNYA KOTA MACHU PICHU
Machu Picchu adalah nama
yang diberikan kepada gedung – gedung istimewa yang dibangun dengan baik
di kota tua Vilcam-pampa, tempat kediaman utama dari empat prajurit Inca
terakhir. Orang – orang Inca adalah kelompok penguasa dari sebuah kekaisaran
bangsa asli Amerika yang mencakup sebagian besar Peru, Ekuador, Bolivia, Argentina
dan Cili bagian Utara. Sejarah mereka hanya dikomunikasikan secara lisan,
sehingga apa yang kita ketahuitentang Vilcampampa terbatas pada apa yang
diceritakan oleh para rahib Spanyol, yang berupaya mengubah agama dari para
penyembah matahari disana, dan pada kisah – kisah yang didengar oleh para
penakluk Spanyol, yang berhasil menaklukkan Peru di tahun 1533.
Kisah ini juga diketahui
dari reruntuhan menakjubkan yang ditemukan pada tahun 1911 oleh penjelajah
Hiram Bingram, sarjana modern pertama yang menemukan Vilcampampa kuno, yang
dinamakan kembali sebagai Machu Picchu, meniru nama salah satu dari puncak
gunung yang menyelimuti pemandangan kota.
Bangsa Inca pertamakali
memerintah dari kota Cuzco, sampai penaklukan Peru oleh Spanyol. Untuk
menenangkan suku asli Indian, Spanyol menempatkan Manco muda sebagai penguasa
tahta Inca. Ia memerintah sebagai pemimpin boneka sampai ia mencoba
melaksanakan suatu Revolusi yang gagal di tahun 1536. Melarikan diri dari
ibukota, ia membawa serta orang – orangnya dan banyak harta benda kepegunungan
Andes, dimana mereka mendirikan kota Vitcos yang sukar dicapai. Dari tahun 1536
– 1572, Manco dan ketiga putranya menggunakan Vitcos sebagai benteng militer,
dan kota Vilcampampanya, hampir tak terlihat dibelakangnya, sebagai pusat
kebudayaan dan agama mereka, Vilcampampa adalah kota yang paling berharga dan
keramat dibanding kota- kota lainnya. Diperkuat oleh jurang – jurang dan puncak
– puncak gunung, ia nampak sebagai pelindung dari keajaiban magis Inca Purba.
Disinilah bangsa Inca
melindungi diri dari serbuan pasukan Spanyol, sampai satu demi satu, orang Inca
wafat, kota itupun berubah menjadi reruntuhan karena tak ada yang merawatnya.
Vilcampampa kuno tidak
ditemukan oleh para arkeolog sebelum tahun 1911 karena lokasinya yang nyaris
tak dapat dimasuki manusia. Berdiri di atas sebuah ceruk antara dua puncak,
Machu Picchu dan Huayana Pichu, ia dikelilingi oleh tebing – tebing terjal yang
mengarah kepada air terjun sungai Urumbamba, 2000 kaki di bawahnya.
Yang tertinggal dari kota
ini adalah karya – karya besar berupa sebuah kuil dan sebuah benteng yang
terbuat dari batu, lokasi taman – taman berjenjang dan sisa – sisa lebih dari
3000 tangga batu yang menghubungkan tempat – tempat pemujaan ke tempat – tempat
kediaman. Kini menjadi atraksi para turis, Machu Picchu adalah satu dari
sedikit pusat – pusat kota pra – kolumbia yang ditemukan dalam nyaris utuh.
Tim
arkeolog menemukan empat kerangka manusia di kawasan situs kuno Machu Pichu,
Peru, yang salah-satunya diduga hidup ratusan tahun sebelum perababan Inca
lahir.
para arkeolog mengatakan
empat kerangka manusia ini ditemukan di kawasan reruntuhan Machu Picchu yang
dilindungi.
Dari empat kerangka itu,
tiga kerangka diperkirakan hidup antara tahun 1300 dan 1500 Masehi, sementara
satu kerangka lainnya diperkirakan hidup pada masa sebelum peradaban Inca
lahir, yaitu sekitar 600 atau 700 tahun sebelumnya.
Para ahli meyakini satu
kerangka yang lebih tua itu adalah salah-satu anggota suku terasing Killke yang
hidup sebelum peradaban Inca.
Disebutkan, kondisi kerangka
bersejarah itu dalam kondisi yang baik.Sejauh ini tim arkeologi tengah meneliti
untuk menentukan secara persis usia kerangka-kerangka tersebut.
Sebelum dikuasai bangsa
Spanyol pada tahun 1500-an, orang-orang Inca berkuasa di wilayah yang sekarang
meliputi negara Kolombia hingga Ekuador selama beberapa ratus tahun.
Adapun Machu Picchu, yang
dibangun lebih dari 500 tahun silam, merupakan harta karun bagi para arkeolog
dan antropolog untuk dapat mengungkap petunjuk tentang kehidupan bangsa Inca
dan para
. ARTEFAK KOTA MACHU PICHU.
Setelah selama 100 tahun menyimpan
ribuan artefak Machu Pichu, Yale University akhirnya bersedia mengembalikan
artefak-artefak yang diambil dari reruntuhan Machu Picchu itu ke tangan rakyat
Peru. Ribuan artefak itu satu per satu akan dikembalikan mulai awal 2011.
Perdebatan sengit mengenai status
kepemilikan artefak antara Pemerintah Peru dan Yale University itu berlangsung
selama tujuh tahun. Berbagai cara dilakukan Peru untuk memperoleh kembali
artefak-artefak itu, mulai dari aksi protes di jalan hingga gugatan ke
pengadilan. Bahkan, Presiden Peru Alan Garcia, pekan lalu, berkirim surat
kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang berisi permintaan agar
artefak itu dikembalikan ke Peru tanpa syarat.
Garcia menekankan kata-kata tanpa
syarat itu karena sebelumnya Yale University bersedia mengembalikan artefak
asalkan Peru berjanji merawat artefak dengan baik. Setelah proses negosiasi
yang alot, Garcia, mengumumkan kesediaan
Yale University mengembalikan ribuan artefak yang diambil dari situs arkeologi
yang terletak di Pegunungan Andes itu.
Ribuan artefak, seperti keramik,
perhiasan, dan tulang-belulang, itu diambil oleh lulusan Yale University
sekaligus penjelajah bernama Hiram Bingham yang menemukan kembali Machu Picchu
antara tahun 1912 dan 1916.
Menurut Peru, pada waktu itu Bingham
hanya minta izin meminjam artefak-artefak itu untuk dipelajari. Namun, sampai
hari ini ribuan artefak itu tidak kembali.
Menurut perhitungan Peru, paling tidak
ada 46.000 artefak yang diambil. Namun, Yale University mengaku hanya ada 5.500
artefak di tangan mereka dan hanya 330 artefak di antaranya yang ”layak
museum”.
Mengenai kepastian jumlah ini belum
ada kejelasan karena, bagi Peru, yang penting artefak-artefak itu kembali ke
Peru. Pengembalian artefak milik suku Inca ini penting karena tahun depan Peru
memperingati 100 tahun ditemukannya kembali Machu Picchu.
BANGUNAN MACHU PICHU
Bangunan Machu Picchu menawarkan
penampil titik unik dari akses ke batu sejarah. Machu Picchu adalah daerah Peru
yang sangat rentan terhadap aktivitas seismik. Jadi, dalam membangun
gedung-gedung utama pemukiman, suku Inca menggunakan teknik konstruksi yang
disebut ashlar di mana blok batu dipotong sempurna untuk terus bersama tanpa
beton apapun, mortir, atau bahan lainnya untuk mengikat blok. Inca dianggap
bangunan dibuat dengan mortar dan agen pengikat untuk menjadi buruk dibangun,
sehingga bangunan penting yang dimaksudkan untuk menjadi permanen dibuat dengan
teknik ashlar. Karena konstruksi yang terampil dan tepat, orang-orang Inka
secara luas dianggap sebagai salah satu building societies terbaik dunia yang
pernah ada.
Fungsi Machu Picchu adalah tidak
diketahui, tetapi kemungkinan fungsi para ilmuwan itu menganggap teori-teori
yang mencakup struktur itu baik penjara atau tempat tinggal bagi penguasa Inca.
Beberapa ilmuwan juga telah berteori bahwa Machu Picchu adalah sebuah bangunan
defensif, seperti rumah yang aman untuk mana orang-orang Inca bisa mundur dalam
kasus serangan
Machu
Picchu dibangun dengan gaya Inca klasik, dengan dipoles dinding-batu kering.
Tiga struktur utamanya adalah Intihuatana (Hitching posting Matahari), Kuil
Matahari, dan Ruangan Tiga dari Jendela. Ini terletak dalam apa yang dikenal
oleh para arkeolog sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Arsitektur
disesuaikan dengan bentuk alami dari pegunungan. Sekitar 200 bangunan yang
disusun di teras sejajar lebar sekitar alun-alun yang luas yang berorientasi
timur-barat. Berbagai kanchas atau senyawa yang panjang dan sempit untuk
mengeksploitasi medan. Teras luas digunakan untuk pertanian dan sistem
penyaluran canggih tersedia irigasi ladang. Banyak tangga batu diatur dalam
dinding diperbolehkan akses ke tingkat yang berbeda di seluruh situs. Bagian
timur kota itu mungkin perumahan. Bagian barat, dipisahkan oleh alun-alun,
adalah untuk tujuan religius dan seremonial. Bagian ini berisi Torreon, menara
besar yang mungkin telah digunakan sebagai sebuah observatorium.
1. Kuil
Matahari atau Torreon
Kabut fajar di atas struktur bertingkat
|
Terletak di
zona pertama adalah harta arkeologi utama: Intihuatana, Kuil Matahari dan Ruang
Tiga Windows. Tersebut didedikasikan untuk Inti, dewa matahari dan dewa
terbesar.
Distrik
Populer, atau Residential Kabupaten, adalah tempat di mana orang-orang kelas
bawah hidup. Ini termasuk bangunan gudang dan rumah sederhana.
Daerah royalti,
sektor untuk kaum bangsawan, adalah sekelompok rumah yang terletak di baris
atas lereng, kediaman Amautas (orang bijak) ditandai oleh dinding kemerahan,
dan zona dari Nustas (putri) telah trapesium berbentuk kamar. Makam Monumental
adalah patung ukiran dengan interior berkubah dan gambar diukir. Itu digunakan
untuk ritual atau pengorbanan.
2. Guardhouse
adalah sebuah bangunan tiga sisi, dengan salah satu sisi panjang membuka ke
teras dari Ceremonial Rock. Gaya tiga sisi dari Inca arsitektur dikenal sebagai
gaya wayrona.
3. Batu Intihuatama.
Batu Intihuatana adalah salah satu dari banyak batu
ritual di Amerika Selatan. Batu-batu ini diatur untuk menunjuk langsung ke matahari
selama musim dingin solstice. Nama batu (diciptakan mungkin dengan Bingham)
berasal dari bahasa Quechua: inti berarti "matahari", dan wata-adalah
akar kata kerja "untuk mengikat, halangan (atas)" (Huata-hanyalah
sebuah ejaan Spanyol). The Quechua-na akhiran berasal nomina alat bantu atau
tempat. Oleh karena itu inti Watana secara harfiah alat atau tempat untuk
"mengikat matahari", sering dinyatakan dalam bahasa Inggris sebagai
"The Hitching Post Matahari".
Inca percaya batu diadakan matahari di tempatnya di
sepanjang jalan tahunan di langit. Batu ini terletak di 13 ° 9'48 "S. Pada
tengah hari pada tanggal 11 November dan 30 Januari matahari berdiri hampir di
atas pilar, casting tidak ada bayangan sama sekali. Pada tanggal 21 Juni batu
casting bayangan terpanjang di sisi selatan dan pada tanggal 21 Desember yang
jauh lebih pendek di sisi utaranya. Para peneliti percaya bahwa itu dibangun
sebagai jam astronomi atau kalender
Konstruksi.
Bangunan-bangunan pusat Machu Picchu Inca menggunakan
gaya arsitektur klasik dipoles dinding-batu kering bentuk biasa. Suku Inca
adalah empu dari teknik ini, yang disebut ashlar, di mana blok batu dipotong
untuk cocok sama erat tanpa mortir. Banyak persimpangan di pusat kota begitu
sempurna sehingga dikatakan bahkan tidak sehelai rumput cocok antara
batu-batu.Lihat dari bagian perumahan Machu PicchuInterior dari sebuah bangunan
Inca, menampilkan jendela trapesiumBeberapa bangunan Inca dibangun menggunakan
mortar, tetapi dengan standar Inca ini adalah cepat, konstruksi jelek, dan
tidak digunakan dalam membangun struktur penting. Peru adalah negeri yang
sangat gempa, dan konstruksi mortar-bebas lebih tahan gempa daripada
menggunakan mortir. Batu-batu dari dinding kering-batu yang dibangun oleh suku
Inca dapat bergerak sedikit dan memukimkan kembali tanpa dinding runtuh.
Dinding Inca memiliki banyak detil desain yang membantu
melindungi mereka runtuh dalam gempa bumi. Pintu dan jendela yang miring
trapesium dan batin dari bawah ke atas, sudut biasanya bulat, sudut dalam sering
miring sedikit ke dalam kamar, dan "L" blok berbentuk sering
digunakan untuk mengikat sudut luar struktur bersama-sama. Dinding ini tidak
naik langsung dari bawah ke atas, tetapi disajikan sedikit dari baris ke
baris.Suku Inca tidak pernah menggunakan roda dengan cara praktis.
Penggunaannya dalam mainan menunjukkan bahwa prinsip ini dikenal kepada mereka,
meskipun itu tidak diterapkan dalam rekayasa mereka. Kurangnya rancangan hewan
yang kuat, serta medan curam dan masalah vegetasi lebat, mungkin telah
diberikan roda praktis. Bagaimana mereka pindah dan ditempatkan blok besar batu
tetap menjadi misteri, meskipun kepercayaan umum adalah bahwa mereka
menggunakan ratusan orang untuk mendorong batu sampai pesawat miring. Beberapa
dari batu masih memiliki tombol-tombol pada mereka yang bisa digunakan untuk
tuas mereka ke posisi; diyakini bahwa setelah batu ditempatkan, suku Inca akan
diampelas tombol-tombol pergi, tapi beberapa yang diabaikan. JALAN dan TRANSFORTASI
Sebagai bagian dari sistem jalan mereka, Inca membangun
jalan ke wilayah Machu Picchu. Setiap Hari , puluhan ribu wisatawan berjalan
Inca Trail untuk mengunjungi Machu Picchu setiap tahun. Mereka berkumpul di
Cusco sebelum memulai pada dua, empat atau lima hari perjalanan dengan berjalan
kaki dari 82 atau 104 Kilometer Kilometer (dua hari perjalanan) dekat kota
Ollantaytambo di lembah Urubamba, berjalan melalui pegunungan Andes kota
terisolasi.
Orang-orang
dari Machu Picchu yang terhubung ke perdagangan jarak jauh, seperti yang
ditunjukkan oleh artefak non-lokal yang ditemukan di situs tersebut. Sebagai
contoh, Bingham menemukan dimodifikasi nodul obsidian di gerbang pintu masuk.
Pada 1970-an, Burger dan Asaro menentukan bahwa sampel obsidian berasal dari
Titicaca atau Chivay sumber obsidian, dan bahwa sampel dari Machu Picchu
menunjukkan transportasi jarak jauh dari jenis obsidian dalam pra-Hispanik
Peru.
MACHU
PICHU HAMPIR HILANG LAGI
Sebelum ditemukan oleh Bingham, Machu
Picchu disebut-sebut nyaris hilang ”ditelan” hutan belantara di kawasan pegunungan
setinggi 2.430 meter di atas permukaan laut. Bahkan, awal tahun ini Machu
Picchu nyaris hilang lagi gara-gara banjir bandang Sungai Urubamba di dekat
Machu Picchu. Di dalam Machu Picchu yang dibangun sekitar tahun 1450 oleh
penguasa Inca yang terakhir, Pachacutec, itu ditemukan bangunan berbentuk
istana, kuil, ruang-ruang penyimpanan, tempat pemandian, dan 150 rumah.
Keberadaan Machu Picchu selama puluhan tahun sengaja disembunyikan dan
dirahasiakan, terutama dari Spanyol yang menjajah Peru pada 1533.
Terkait dengan Bingham sebagai penemu
Machu Picchu, akhir-akhir ini kalangan sejarawan memiliki pandangan lain. Machu
Picchu sebenarnya sudah ditemukan kembali 40 tahun sebelum ditemukan oleh
Bingham. Penemunya Augusto Berns, penjelajah dan pengusaha asal Jerman yang
menjarah habis harta karun yang ada di Machu Picchu. Berns diyakini sudah
menjual kayu dan emas Peru sekaligus menjarah Machu Picchu sejak 1867 dan semua
transaksi itu legal, artinya mendapat izin resmi dari Pemerintah Peru pada
waktu itu.
Untuk memperlancar bisnisnya, Berns
membangun tempat penggergajian kayu gelondongan di dekat Machu Picchu dan
sedikit demi sedikit mencuri artefak-artefak berharga dan menjualnya ke
galeri-galeri seni dan museum-museum di Eropa. Keberadaan dan sepak terjang
Berns baru diketahui setelah ada sejarawan yang menemukan sebuah peta di museum
nasional Peru. Kini kalangan peneliti dan sejarawan tengah mencari tahu
seberapa banyak sebenarnya artefak yang diambil Berns.
Peru yang kaya akan situs-situs
arkeologi sampai saat ini masih menghadapi persoalan penjarahan dan perdagangan
artefak di pasar gelap internasional.
MACHU PICHU WARISAN DUNIA
Bagi suku Inca dan masyarakat Peru
secara keseluruhan, Machu Picchu yang dianugerahi Warisan Dunia oleh Unesco itu
menjadi simbol kejayaan kerajaan suku Inca. Machu Picchu menjadi tujuan wisata
yang tidak pernah sepi wisatawan yang penasaran melihat kecanggihan bangunan
tembok batu di kota tua seluas 20 hektar dengan 140 bangunan batu itu.
Bagian yang mengagumkan dari Machu
Picchu ada pada konstruksi tembok batu raksasanya. Berbeda dengan Borobudur
yang disusun dari batu mayoritas berbentuk kotak dan teratur rapi, tembok batu
Machu Picchu dibuat dari batu granit seberat minimal 50 ton yang bentuk dan
ukurannya berbeda-beda.
Bahkan, tidak ada rongga sedikit pun
antara satu batu dan batu lain. Para ahli arsitektur menduga, suku Inca
menggunakan teknik dry stone untuk membuat tembok raksasa. Teknik ini tidak
menggunakan bahan material apa pun untuk merekatkan batu. Batu hanya diatur tak
beraturan seperti main puzzle, tetapi rapi karena batu-batu itu seperti
dipotong agar pas satu sama lain. Cara Inca memotong batu-batu itu masih
menjadi misteri sampai sekarang. Bahkan, batu-batu itu juga tampak seperti
dipoles karena permukaannya yang mulus.
Pasalnya, pada zaman teknologi modern
seperti sekarang ini saja perlu waktu berjam-jam untuk memotong satu batu
granit. Itu pun harus pakai alat potong khusus. Saking canggihnya bangunan dan
tembok batu Machu Picchu, orang-orang yang membangun Machu Picchu dianggap
sebagai tukang batu yang terbaik di dunia.
Peradaban Inca yang canggih dan sebagian
besar masih menjadi misteri termasuk misteri musnahnya peradaban Inca—ini yang
membuat pemerintah dan masyarakat Peru ngotot untuk menelusuri dan meminta kembali
semua artefak yang hilang dibawa lari keluar dari Peru. Bahkan, Presiden Garcia
bersedia mengeluarkan biaya sebesar apa pun untuk mengembalikan semua artefak
warisan budaya Peru asalkan jual beli ilegal artefak Peru di pasar gelap bisa
dihentikan. Langkah yang rasanya patut kita contoh.




