Rabu, 13 November 2013

machu pichu kota tua yang hilang


   MACHU PICHU
Machu Picchu ("Gunung Tua" dalam bahasa Quechua; sering juga disebut ("Kota Inca yang hilang") adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus yang terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m diatas permukaan laut. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
Merupakan simbol Kerajaan Inka yang paling terkenal. Dibangun pada sekitar tahun 1450, tetapi ditinggalkan seratus tahun kemudian, ketika bangsa Spanyol berhasil menaklukan Kerajaan Inka. Situs ini sempat terlupakan oleh dunia internasional, tetapi tidak oleh masyarakat lokal. Situs ini kembali ditemukan oleh arkeolog dari universitas Yale Hiram Bingham III yang menemukannya kembali pada tahun1911. Sejak itu, Machu Picchu menjadi objek wisata yang menarik bagi para turis lokal maupun asing.
Machu Picchu dibangun dengan gaya Inka kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan utamanya adalah Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela. Tempat-tempat ini disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Situs tersebut telah ditunjuk sebagai Situs Warisan dunia UNESCO sejak tahun 1983, Machu Picchu juga merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia baru, juga mendapatkan perhatian akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh pariwisata (jumlah pengunjung mencapai 400,000 pada tahun 2003). Pada bulan September tahun 2007, Peru melakukan usaha-usaha legal dengan hasil tercapainya sebuah persetujuan dengan Universitas Yale untuk mengambil kembali artifak-artifak yang pernah dibawa oleh Bingham dari situs tersebut pada awal abad 20.
Kota Inka yang hilang (Machu Picchu) adalah sebuah pusat kota kerajaan Inka yang dibangun pada tahun 1450, lembah Urubamba, pegunungan Peru. Disamping keberadaannya yang menakjubkan, ternyata kota Inka menyimpan 10 fakta menarik.
  •    Hiram Bingham mengukir namanya sebagai penemu situs ini, padahal sebelumnya para penduduk lokal memang sudah mengetahui keberadaan tempat ini
  • Machu Picchu terletak diketinggian 2,400 meter di atas permukaan laut.
  •  Machu Picchu dibuat pada pertengahan tahun 1400 dan dijuluki sebagai “The Lost City of the Incas”.
  •  Banyak dari batu-batu konstruksi bangunan Machu Picchu memiliki berat lebih dari 50 ton. Karena belum ada semen, mereka hanya memotong dan menumpuk batu tersebut sesuai dengan ukuran dan rancangan bangunan.
  •  Luas keseluruhan area mencapai 325.92 Km persegi dan dideklarasikan sebagai “Historical Sanctuary” negara peru di tahun 1981.
  •  Machu Picchu memiliki tiga bangunan utama, yaitu Intihuatana, Temple of the Sun (Kuil Matahari), dan Room of the Three Windows (Ruangan Tiga Kaca).
  •  Machu Picchu setidaknya memiliki 170 bangunan dengan bentuk dan fungsi yang berbeda.
  • Machu Picchu awalnya dibangunan sebagai sebuah benteng pertahanan, lalu berubah menjadi sebuah ibu kota suku Inca.
  • Hasil penelitian menunjukkan batu Intihuatana dibuat sebagai jam astronomi atau kalendar.
  • Konstruksi dari Machu Picchu tidak pernah selesai seluruhnya. Situs ini diabaikan selama serangan bangsa Spanyol kepada Kerajaan Inca.
Beberapa bulan yang lalu, Thierry Jamin dan timnya berpikir bahwa mereka telah menyadari penemuan arkeologi yang luar biasa di kota Inca ditemukan oleh Hiram Bingham pada tahun 1911. Penemuan ini mungkin didapatkan berkat kesaksian seorang insinyur Perancis yang tinggal di Barcelona-Spanyol, David Crespy. Pada tahun 2010, ketika ia mengunjungi kota hilang, David Crespy melihat adanya "penampungan" aneh terletak di jantung kota, di bagian bawah salah satu bangunan utama.
Baginya, tidak ada keraguan tentang hal itu, ia melihat sebuah "pintu", sebuah pintu masuk disegel oleh suku Inca. Pada bulan Agustus, 2011, David Crespy, menemukan secara kebetulan sebuah artikel tentang Thierry Jamin dan karyanya di surat kabar, majalah Perancis. Segera ia memutuskan untuk menghubungi peneliti Perancis.
Thierry Jamin, yang telah menyelidiki beberapa tempat pemakaman di Utara Cusco, mendengarkan dengan cermat kisah David Crespy. Dengan cepat ia ingin mengkonfirmasi fakta di balik cerita. Didampingi oleh arkeolog dari Kantor Wilayah Kebudayaan di Cusco, ia mampu mengunjungi situs beberapa kali.
Temuan pendahuluan yang tegas, memang ditemukan sebuah pintu masuk, disegel oleh suku Inca. Yang satu ini aneh mirip dengan situs pemakaman, seperti yang Thierry Jamin dan teman-temannya sering temukan di lembah Lacco dan Chunchusmayo.
Dalam rangka untuk mengkonfirmasi keberadaan rongga di ruang bawah tanah bangunan, pada bulan Desember 2011 Thierry dan timnya mengajukan permintaan resmi ke Departemen Kebudayaan di Lima, untuk melakukan survei geofisika dengan bantuan elektromagnetik (EM) instrumen konduktivitas. Ijin ini diberikan beberapa bulan kemudian.
Realisasi antara 9 April dan 12 April 2012, survei elektromagnetik tidak hanya mengkonfirmasi keberadaan ruang bawah tanah tapi terdapat beberapa ruang. Hanya Di balik pintu masuk yang terkenal, sebuah tangga juga ditemukan. Dua jalur utama tampaknya mengarah ke ruang khusus, termasuk satu ruang persegi.
Teknik berbeda yang digunakan oleh peneliti Perancis, (Molecular Frequencies Discriminator) memungkinkan mereka untuk menyorot keberadaan bahan arkeologi penting, termasuk endapan logam dan kemungkinan sejumlah besar emas dan perak.
Thierry Jamin kini mempersiapkan langkah berikutnya, pembukaan pintu masuk yang disegel oleh suku Inca lebih dari lima abad yang lalu. Pada tanggal 22 Mei 2012, ia secara resmi mengajukan permohonan izin kepada otoritas Peru yang akan memungkinkan timnya untuk melanjutkan dengan pembukaan ruang pemakaman.
Machu Picchu adalah kota berlapis emas yang dibangun di ketinggian 2.350 meter di atas permukaan laut, menantang gunung-gunung.
Beberapa peneliti percaya Machu Picchu adalah makam Pachacutec, karena terdapat bangunan-bangunan yang dilapisi emas. Beberapa peneliti lain berteori Machu Picchu adalah 'Ilacta' atau kota untuk mengontrol ekonomi daerah-daerah taklukan dan melindungi para bangsawan Inca.
Teori lainnya adalah Machu Picchu sebagai 'vila' para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat upacara pengamatan musim dan astrologi. Siluet gunung (Huayna Picchu atau 'gunung muda') yang berada di latar belakang Machu Picchu menunjukkan hidung orang Inca yang melihat ke langit. Machu
Picchu ini bertingkat-tingkat, semakin tinggi tingkatannya, semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang menempatinya. Di tempat tertinggilah tempat para pendeta Inca mengadakan upacara menghormati matahari setiap harinya.


Di wilayah itu terdapat sebuah batu seukuran piano yang disebut sebagai 'intihuatana' (tempat tambatan matahari). Batu ini sebagai jam matahari.
Machu Picchu memiliki lahan pertanian yang luas untuk ditanami jagung, koka, dan mawar. Bukti menunjukkan Machu Picchu ditinggalkan Inca ketika Spanyol memasuki daratan Amerika Selatan. Namun para ahli menduga wabah cacarlah yang menyebabkan Machu Picchu ditinggalkan. Lebih dari 50 persen populasinya terbunuh akibat wabah itu pada tahun 1527. Pemerintahan Inca pun jatuh, perang saudara berkecamuk. Ketika penakluk Spanyol Pizzaro tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu keburu menjadi kota hantu di atas awan.

  SEJARAH LAHIRNYA KOTA MACHU PICHU
Machu Picchu adalah nama yang diberikan  kepada gedung – gedung istimewa yang dibangun dengan baik di kota tua Vilcam-pampa, tempat kediaman utama dari empat prajurit Inca terakhir. Orang – orang Inca adalah kelompok penguasa dari sebuah kekaisaran bangsa asli Amerika yang mencakup sebagian besar Peru, Ekuador, Bolivia, Argentina dan Cili bagian Utara. Sejarah mereka hanya dikomunikasikan secara lisan, sehingga apa yang kita ketahuitentang Vilcampampa terbatas pada apa yang diceritakan oleh para rahib Spanyol, yang berupaya mengubah agama dari para penyembah matahari disana, dan pada kisah – kisah yang didengar oleh para penakluk Spanyol, yang berhasil menaklukkan Peru di tahun 1533.
Kisah ini juga diketahui dari reruntuhan menakjubkan yang ditemukan pada tahun 1911 oleh penjelajah Hiram Bingram, sarjana modern pertama yang menemukan Vilcampampa kuno, yang dinamakan kembali sebagai Machu Picchu, meniru nama salah satu dari puncak gunung yang menyelimuti pemandangan kota.
Bangsa Inca pertamakali memerintah dari kota Cuzco, sampai penaklukan Peru oleh Spanyol. Untuk menenangkan suku asli Indian, Spanyol menempatkan Manco muda sebagai penguasa tahta Inca. Ia memerintah sebagai pemimpin boneka sampai ia mencoba melaksanakan suatu Revolusi yang gagal di tahun 1536. Melarikan diri dari ibukota, ia membawa serta orang – orangnya dan banyak harta benda kepegunungan Andes, dimana mereka mendirikan kota Vitcos yang sukar dicapai. Dari tahun 1536 – 1572, Manco dan ketiga putranya menggunakan Vitcos sebagai benteng militer, dan kota Vilcampampanya, hampir tak terlihat dibelakangnya, sebagai pusat kebudayaan dan agama mereka, Vilcampampa adalah kota yang paling berharga dan keramat dibanding kota- kota lainnya. Diperkuat oleh jurang – jurang dan puncak – puncak gunung, ia nampak sebagai pelindung dari keajaiban magis Inca Purba.
Disinilah bangsa Inca melindungi diri dari serbuan pasukan Spanyol, sampai satu demi satu, orang Inca wafat, kota itupun berubah menjadi reruntuhan karena tak ada yang merawatnya.
Vilcampampa kuno tidak ditemukan oleh para arkeolog sebelum tahun 1911 karena lokasinya yang nyaris tak dapat dimasuki manusia. Berdiri di atas sebuah ceruk antara dua puncak, Machu Picchu dan Huayana Pichu, ia dikelilingi oleh tebing – tebing terjal yang mengarah kepada air terjun sungai Urumbamba, 2000 kaki di bawahnya.
Yang tertinggal dari kota ini adalah karya – karya besar berupa sebuah kuil dan sebuah benteng yang terbuat dari batu, lokasi taman – taman berjenjang dan sisa – sisa lebih dari 3000 tangga batu yang menghubungkan tempat – tempat pemujaan ke tempat – tempat kediaman. Kini menjadi atraksi para turis, Machu Picchu adalah satu dari sedikit pusat – pusat kota pra – kolumbia yang ditemukan dalam nyaris utuh.
Tim arkeolog menemukan empat kerangka manusia di kawasan situs kuno Machu Pichu, Peru, yang salah-satunya diduga hidup ratusan tahun sebelum perababan Inca lahir.
para arkeolog mengatakan empat kerangka manusia ini ditemukan di kawasan reruntuhan Machu Picchu yang dilindungi.
Dari empat kerangka itu, tiga kerangka diperkirakan hidup antara tahun 1300 dan 1500 Masehi, sementara satu kerangka lainnya diperkirakan hidup pada masa sebelum peradaban Inca lahir, yaitu sekitar 600 atau 700 tahun sebelumnya.
Para ahli meyakini satu kerangka yang lebih tua itu adalah salah-satu anggota suku terasing Killke yang hidup sebelum peradaban Inca.
Disebutkan, kondisi kerangka bersejarah itu dalam kondisi yang baik.Sejauh ini tim arkeologi tengah meneliti untuk menentukan secara persis usia kerangka-kerangka tersebut.
Sebelum dikuasai bangsa Spanyol pada tahun 1500-an, orang-orang Inca berkuasa di wilayah yang sekarang meliputi negara Kolombia hingga Ekuador selama beberapa ratus tahun.
Adapun Machu Picchu, yang dibangun lebih dari 500 tahun silam, merupakan harta karun bagi para arkeolog dan antropolog untuk dapat mengungkap petunjuk tentang kehidupan bangsa Inca dan para


.   ARTEFAK KOTA MACHU PICHU.
Setelah selama 100 tahun menyimpan ribuan artefak Machu Pichu, Yale University akhirnya bersedia mengembalikan artefak-artefak yang diambil dari reruntuhan Machu Picchu itu ke tangan rakyat Peru. Ribuan artefak itu satu per satu akan dikembalikan mulai awal 2011.
Perdebatan sengit mengenai status kepemilikan artefak antara Pemerintah Peru dan Yale University itu berlangsung selama tujuh tahun. Berbagai cara dilakukan Peru untuk memperoleh kembali artefak-artefak itu, mulai dari aksi protes di jalan hingga gugatan ke pengadilan. Bahkan, Presiden Peru Alan Garcia, pekan lalu, berkirim surat kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang berisi permintaan agar artefak itu dikembalikan ke Peru tanpa syarat.
Garcia menekankan kata-kata tanpa syarat itu karena sebelumnya Yale University bersedia mengembalikan artefak asalkan Peru berjanji merawat artefak dengan baik. Setelah proses negosiasi yang alot, Garcia,  mengumumkan kesediaan Yale University mengembalikan ribuan artefak yang diambil dari situs arkeologi yang terletak di Pegunungan Andes itu.
Ribuan artefak, seperti keramik, perhiasan, dan tulang-belulang, itu diambil oleh lulusan Yale University sekaligus penjelajah bernama Hiram Bingham yang menemukan kembali Machu Picchu antara tahun 1912 dan 1916.
Menurut Peru, pada waktu itu Bingham hanya minta izin meminjam artefak-artefak itu untuk dipelajari. Namun, sampai hari ini ribuan artefak itu tidak kembali.
Menurut perhitungan Peru, paling tidak ada 46.000 artefak yang diambil. Namun, Yale University mengaku hanya ada 5.500 artefak di tangan mereka dan hanya 330 artefak di antaranya yang ”layak museum”.
Mengenai kepastian jumlah ini belum ada kejelasan karena, bagi Peru, yang penting artefak-artefak itu kembali ke Peru. Pengembalian artefak milik suku Inca ini penting karena tahun depan Peru memperingati 100 tahun ditemukannya kembali Machu Picchu.
   BANGUNAN MACHU PICHU
Bangunan Machu Picchu menawarkan penampil titik unik dari akses ke batu sejarah. Machu Picchu adalah daerah Peru yang sangat rentan terhadap aktivitas seismik. Jadi, dalam membangun gedung-gedung utama pemukiman, suku Inca menggunakan teknik konstruksi yang disebut ashlar di mana blok batu dipotong sempurna untuk terus bersama tanpa beton apapun, mortir, atau bahan lainnya untuk mengikat blok. Inca dianggap bangunan dibuat dengan mortar dan agen pengikat untuk menjadi buruk dibangun, sehingga bangunan penting yang dimaksudkan untuk menjadi permanen dibuat dengan teknik ashlar. Karena konstruksi yang terampil dan tepat, orang-orang Inka secara luas dianggap sebagai salah satu building societies terbaik dunia yang pernah ada.
Fungsi Machu Picchu adalah tidak diketahui, tetapi kemungkinan fungsi para ilmuwan itu menganggap teori-teori yang mencakup struktur itu baik penjara atau tempat tinggal bagi penguasa Inca. Beberapa ilmuwan juga telah berteori bahwa Machu Picchu adalah sebuah bangunan defensif, seperti rumah yang aman untuk mana orang-orang Inca bisa mundur dalam kasus serangan
 Machu Picchu dibangun dengan gaya Inca klasik, dengan dipoles dinding-batu kering. Tiga struktur utamanya adalah Intihuatana (Hitching posting Matahari), Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga dari Jendela. Ini terletak dalam apa yang dikenal oleh para arkeolog sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Arsitektur disesuaikan dengan bentuk alami dari pegunungan. Sekitar 200 bangunan yang disusun di teras sejajar lebar sekitar alun-alun yang luas yang berorientasi timur-barat. Berbagai kanchas atau senyawa yang panjang dan sempit untuk mengeksploitasi medan. Teras luas digunakan untuk pertanian dan sistem penyaluran canggih tersedia irigasi ladang. Banyak tangga batu diatur dalam dinding diperbolehkan akses ke tingkat yang berbeda di seluruh situs. Bagian timur kota itu mungkin perumahan. Bagian barat, dipisahkan oleh alun-alun, adalah untuk tujuan religius dan seremonial. Bagian ini berisi Torreon, menara besar yang mungkin telah digunakan sebagai sebuah observatorium.
1.    Kuil Matahari atau Torreon


Kabut  fajar di atas struktur bertingkat
Terletak di zona pertama adalah harta arkeologi utama: Intihuatana, Kuil Matahari dan Ruang Tiga Windows. Tersebut didedikasikan untuk Inti, dewa matahari dan dewa terbesar.
Distrik Populer, atau Residential Kabupaten, adalah tempat di mana orang-orang kelas bawah hidup. Ini termasuk bangunan gudang dan rumah sederhana.
Daerah royalti, sektor untuk kaum bangsawan, adalah sekelompok rumah yang terletak di baris atas lereng, kediaman Amautas (orang bijak) ditandai oleh dinding kemerahan, dan zona dari Nustas (putri) telah trapesium berbentuk kamar. Makam Monumental adalah patung ukiran dengan interior berkubah dan gambar diukir. Itu digunakan untuk ritual atau pengorbanan.
2.    Guardhouse adalah sebuah bangunan tiga sisi, dengan salah satu sisi panjang membuka ke teras dari Ceremonial Rock. Gaya tiga sisi dari Inca arsitektur dikenal sebagai gaya wayrona.
3.     Batu Intihuatama.
Batu Intihuatana adalah salah satu dari banyak batu ritual di Amerika Selatan. Batu-batu ini diatur untuk menunjuk langsung ke matahari selama musim dingin solstice. Nama batu (diciptakan mungkin dengan Bingham) berasal dari bahasa Quechua: inti berarti "matahari", dan wata-adalah akar kata kerja "untuk mengikat, halangan (atas)" (Huata-hanyalah sebuah ejaan Spanyol). The Quechua-na akhiran berasal nomina alat bantu atau tempat. Oleh karena itu inti Watana secara harfiah alat atau tempat untuk "mengikat matahari", sering dinyatakan dalam bahasa Inggris sebagai "The Hitching Post Matahari".
 Inca percaya batu diadakan matahari di tempatnya di sepanjang jalan tahunan di langit. Batu ini terletak di 13 ° 9'48 "S. Pada tengah hari pada tanggal 11 November dan 30 Januari matahari berdiri hampir di atas pilar, casting tidak ada bayangan sama sekali. Pada tanggal 21 Juni batu casting bayangan terpanjang di sisi selatan dan pada tanggal 21 Desember yang jauh lebih pendek di sisi utaranya. Para peneliti percaya bahwa itu dibangun sebagai jam astronomi atau kalender

  Konstruksi.
Bangunan-bangunan pusat Machu Picchu Inca menggunakan gaya arsitektur klasik dipoles dinding-batu kering bentuk biasa. Suku Inca adalah empu dari teknik ini, yang disebut ashlar, di mana blok batu dipotong untuk cocok sama erat tanpa mortir. Banyak persimpangan di pusat kota begitu sempurna sehingga dikatakan bahkan tidak sehelai rumput cocok antara batu-batu.Lihat dari bagian perumahan Machu PicchuInterior dari sebuah bangunan Inca, menampilkan jendela trapesiumBeberapa bangunan Inca dibangun menggunakan mortar, tetapi dengan standar Inca ini adalah cepat, konstruksi jelek, dan tidak digunakan dalam membangun struktur penting. Peru adalah negeri yang sangat gempa, dan konstruksi mortar-bebas lebih tahan gempa daripada menggunakan mortir. Batu-batu dari dinding kering-batu yang dibangun oleh suku Inca dapat bergerak sedikit dan memukimkan kembali tanpa dinding runtuh.
Dinding Inca memiliki banyak detil desain yang membantu melindungi mereka runtuh dalam gempa bumi. Pintu dan jendela yang miring trapesium dan batin dari bawah ke atas, sudut biasanya bulat, sudut dalam sering miring sedikit ke dalam kamar, dan "L" blok berbentuk sering digunakan untuk mengikat sudut luar struktur bersama-sama. Dinding ini tidak naik langsung dari bawah ke atas, tetapi disajikan sedikit dari baris ke baris.Suku Inca tidak pernah menggunakan roda dengan cara praktis. Penggunaannya dalam mainan menunjukkan bahwa prinsip ini dikenal kepada mereka, meskipun itu tidak diterapkan dalam rekayasa mereka. Kurangnya rancangan hewan yang kuat, serta medan curam dan masalah vegetasi lebat, mungkin telah diberikan roda praktis. Bagaimana mereka pindah dan ditempatkan blok besar batu tetap menjadi misteri, meskipun kepercayaan umum adalah bahwa mereka menggunakan ratusan orang untuk mendorong batu sampai pesawat miring. Beberapa dari batu masih memiliki tombol-tombol pada mereka yang bisa digunakan untuk tuas mereka ke posisi; diyakini bahwa setelah batu ditempatkan, suku Inca akan diampelas tombol-tombol pergi, tapi beberapa yang diabaikan. JALAN dan TRANSFORTASI
Sebagai bagian dari sistem jalan mereka, Inca membangun jalan ke wilayah Machu Picchu. Setiap Hari , puluhan ribu wisatawan berjalan Inca Trail untuk mengunjungi Machu Picchu setiap tahun. Mereka berkumpul di Cusco sebelum memulai pada dua, empat atau lima hari perjalanan dengan berjalan kaki dari 82 atau 104 Kilometer Kilometer (dua hari perjalanan) dekat kota Ollantaytambo di lembah Urubamba, berjalan melalui pegunungan Andes kota terisolasi.

Orang-orang dari Machu Picchu yang terhubung ke perdagangan jarak jauh, seperti yang ditunjukkan oleh artefak non-lokal yang ditemukan di situs tersebut. Sebagai contoh, Bingham menemukan dimodifikasi nodul obsidian di gerbang pintu masuk. Pada 1970-an, Burger dan Asaro menentukan bahwa sampel obsidian berasal dari Titicaca atau Chivay sumber obsidian, dan bahwa sampel dari Machu Picchu menunjukkan transportasi jarak jauh dari jenis obsidian dalam pra-Hispanik Peru.
MACHU PICHU HAMPIR HILANG LAGI
Sebelum ditemukan oleh Bingham, Machu Picchu disebut-sebut nyaris hilang ”ditelan” hutan belantara di kawasan pegunungan setinggi 2.430 meter di atas permukaan laut. Bahkan, awal tahun ini Machu Picchu nyaris hilang lagi gara-gara banjir bandang Sungai Urubamba di dekat Machu Picchu. Di dalam Machu Picchu yang dibangun sekitar tahun 1450 oleh penguasa Inca yang terakhir, Pachacutec, itu ditemukan bangunan berbentuk istana, kuil, ruang-ruang penyimpanan, tempat pemandian, dan 150 rumah. Keberadaan Machu Picchu selama puluhan tahun sengaja disembunyikan dan dirahasiakan, terutama dari Spanyol yang menjajah Peru pada 1533.
Terkait dengan Bingham sebagai penemu Machu Picchu, akhir-akhir ini kalangan sejarawan memiliki pandangan lain. Machu Picchu sebenarnya sudah ditemukan kembali 40 tahun sebelum ditemukan oleh Bingham. Penemunya Augusto Berns, penjelajah dan pengusaha asal Jerman yang menjarah habis harta karun yang ada di Machu Picchu. Berns diyakini sudah menjual kayu dan emas Peru sekaligus menjarah Machu Picchu sejak 1867 dan semua transaksi itu legal, artinya mendapat izin resmi dari Pemerintah Peru pada waktu itu.
Untuk memperlancar bisnisnya, Berns membangun tempat penggergajian kayu gelondongan di dekat Machu Picchu dan sedikit demi sedikit mencuri artefak-artefak berharga dan menjualnya ke galeri-galeri seni dan museum-museum di Eropa. Keberadaan dan sepak terjang Berns baru diketahui setelah ada sejarawan yang menemukan sebuah peta di museum nasional Peru. Kini kalangan peneliti dan sejarawan tengah mencari tahu seberapa banyak sebenarnya artefak yang diambil Berns.
Peru yang kaya akan situs-situs arkeologi sampai saat ini masih menghadapi persoalan penjarahan dan perdagangan artefak di pasar gelap internasional.
   MACHU PICHU WARISAN DUNIA
Bagi suku Inca dan masyarakat Peru secara keseluruhan, Machu Picchu yang dianugerahi Warisan Dunia oleh Unesco itu menjadi simbol kejayaan kerajaan suku Inca. Machu Picchu menjadi tujuan wisata yang tidak pernah sepi wisatawan yang penasaran melihat kecanggihan bangunan tembok batu di kota tua seluas 20 hektar dengan 140 bangunan batu itu.
Bagian yang mengagumkan dari Machu Picchu ada pada konstruksi tembok batu raksasanya. Berbeda dengan Borobudur yang disusun dari batu mayoritas berbentuk kotak dan teratur rapi, tembok batu Machu Picchu dibuat dari batu granit seberat minimal 50 ton yang bentuk dan ukurannya berbeda-beda.
Bahkan, tidak ada rongga sedikit pun antara satu batu dan batu lain. Para ahli arsitektur menduga, suku Inca menggunakan teknik dry stone untuk membuat tembok raksasa. Teknik ini tidak menggunakan bahan material apa pun untuk merekatkan batu. Batu hanya diatur tak beraturan seperti main puzzle, tetapi rapi karena batu-batu itu seperti dipotong agar pas satu sama lain. Cara Inca memotong batu-batu itu masih menjadi misteri sampai sekarang. Bahkan, batu-batu itu juga tampak seperti dipoles karena permukaannya yang mulus.
Pasalnya, pada zaman teknologi modern seperti sekarang ini saja perlu waktu berjam-jam untuk memotong satu batu granit. Itu pun harus pakai alat potong khusus. Saking canggihnya bangunan dan tembok batu Machu Picchu, orang-orang yang membangun Machu Picchu dianggap sebagai tukang batu yang terbaik di dunia.
Peradaban Inca yang canggih dan sebagian besar masih menjadi misteri termasuk misteri musnahnya peradaban Inca—ini yang membuat pemerintah dan masyarakat Peru ngotot untuk menelusuri dan meminta kembali semua artefak yang hilang dibawa lari keluar dari Peru. Bahkan, Presiden Garcia bersedia mengeluarkan biaya sebesar apa pun untuk mengembalikan semua artefak warisan budaya Peru asalkan jual beli ilegal artefak Peru di pasar gelap bisa dihentikan. Langkah yang rasanya patut kita contoh.

Jumat, 01 November 2013

permanentkultur dan natural arsitektur

Permanentkultur, Natural Arsitektur 

Menurut "Yu Sing", untuk membuat suatu karya yang baik sebaiknya mempunyai tiga hal, yaitu :
  • Ide. yaitu mengumpulkan informasi/data, eksploitasi, Dll
  • Belajar. yaitu bereksperimen, berarsitektur, coba berhasil sedikit gagal.
  • memahami persoalan.
untuk menjadi seorang arsitek ketiga poin di atas harus di perhatikan terutama poin ketiga yaitu memahami persoalan, seorang arsitek sebelum membuat suatu karya harus memahami persoalan atau kondisi di sekitar tempat dia akan membuat suatu karya.
kali ini saya akan memberikan berbagai konteks permasalahan arsitektur di indonesia, yaitu:
  • masyarakat memimpikan rumah murah
  • rekontekstual arsitektur nusantara
  • mengupayakan kampung kota lestari
  • interdepensi (manusia, alam, dan budaya).
  • suhu bumi setiap tahun bertambah
  • air laut setiap tahun meningkat
  • di asia 1000 hektar tanah setiap tahun di rubah jadi perkotaan.
itulah beberapa contoh permasalahan arsitektur di indonesia dan masih banyak lagi,
dari permasalahan di atas Yu Sing memberikan beberapa cara menyelesaikan masalah tersebut
  1. permanentkultur. yaitu mengelolah pertanian dan peternakan dan meningkatkan kualitas lahan sehinggah dapat memberikan hasil dan pendapatan dan tetap berkelanjutan, dalam konsep ini kotoran hewan dan manusia di alirkan se suatu penampung dan di olah sedemikian rupa sehingga kotoran itu dapat digunakan sebagi sumber listrik yang dapat digunakan di perumahan tersebut, di samping sebagai sumber listrik kotoran tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kompos untuk sayur sayuran, atau di alirkan ke kolam untuk makanan bebek dan ikan. khusus untuk air yang mengandung bahan kimia dari perumahan di alirkan ke sumur resapan kemudian di saring, hasil saringan itu di alirkan ke kolam yang sudah di tanami tumbuhan yang dapat meresap bahan kimia seperti eceng gondok. konsep ini dapat juga di gunakan sebagai tempat pariwisata.
  2. Arsitektur natural. yaitu arsitektur dengan konsep alami dan hijau,untuk mengatasi permasalan di atas consep arsitektur natural sangat bagus untuk mengatasinya, banyak sekali kita temukan kayu bekas yang di buang begitu saja padahal masih bisa di gunakan untuk membuat rumah misalnya di studio Yu Sing di pagelaran bandung

    studio yusing ini adalah rumah bekas yang dibeli dan dipindahkan ke pagelaran bandung kemudian digunakan sebagai studio yang diberi nama akanoma yang merupakan singkatan dari "akar anomali".dan masih banyak lagi contoh bangunan yang menggunakan kayu bekas, banyak orang yang beranggapan bahwa kayu bekas tidak kuat dan tidak tahan lama,,  di kirkenes, norwegia. reiulf ramstad architect telah membuat bangunan 17 lantai yang terbuat dari kayu.

    di samping karna kayu itu kurang kuat juga karna kayu gambang termakan oleh rayap untuk mengatasi rayap kita mesti tahu muruh rayap yaitu semut dan minyak jadi buat bangunan yang terbuat dari kayu mestinya di olesi minyak agar tidak mudah termakan rayap.


    semoga bermanfaat

    thanks....